
Kisah ini berawal dari pertemuan kami sebagai rekan kerja. Frekuensi bertemu yang sering membuat kami saling mengenal satu sama lain. Canda, tawa, maupun duka kita lewati dengan bijaksana. Secara tak sengaja, beberapa persamaan pemikiran kami membuat kami berpikir, “Bagaimana jika kebahagiaan ini kita lanjutkan seumur hidup kita?”. Jawabannya, “Rabbanaa hablanaa min azwaajinaa wa dzurriyyatinaa qurrota a’yun”